Misteri Super Blue Blood Moon - Berita Lucu, Berita Unik, Berita Aneh, Berita Menarik, Berita Misteri

Breaking

Post Top Ad

1/31/2018

Misteri Super Blue Blood Moon

Berita Misteri - Sebuah misteri dan fenomena kosmik yang tidak terlihat dalam 36 tahun yaitu "Super Blue Blood Moon" yang langka mungkin akan terlihat sekilas pada 31 Januari 2018 di bagian barat Amerika Utara, Asia, Timur Tengah, Rusia dan Australia.

Hal ini menimbulkan keramaian karena gerhana tersebut menggabungkan tiga peristiwa bulan yang tidak biasa, yaitu supermoon ekstra besar, bulan biru dan gerhana bulan total. Selain itu juga banyak rumor yang beredar karena mengaitkan fenomena gerhana bulan dengan gempa bumi.

Tiga peristiwa lunar sekaligus


Bulan biru terjadi saat ada bulan purnama kedua dalam satu bulan. Biasanya bulan biru terjadi setiap jangka waktu dua tahun delapan bulan. "Ini trifekta astronomis," kata Kelly Beatty, editor senior majalah Sky and Telescope. 

Bulan purnama ini juga yang ketiga kalinya dalam rangkaian "supermoon" yang terjadi saat bulan dalam posisi terdekat dengan Bumi di orbitnya. Titik ini disebut juga titik lintasan dan membuat bulan terlihat 14 persen lebih besar dan 30 persen lebih terang dari biasanya.

Selama gerhana, bulan akan masuk melalui bayangan Bumi, dan secara perlahan mengubah cahaya putih menjadi orange atau merah. "Cahaya merah yang Anda lihat adalah sinar matahari yang melewati dan dipantulkan atmosfer Bumi ke ruang angkasa sampai bulan," kata Alan MacRobert dari majalah Sky and Telescope.

Sejajarnya matahari, bulan, dan Bumi akan berlangsung selama 1 jam 16 menit dan akan terlihat sebelum matahari terbit di seluruh Amerika Serikat bagian barat dan Kanada.

Gerhana bulan dan gempa bumi


Gerhana bulan sering dikaitkan dengan terjadinya gempa. Kemudian gempa dan tsunami Aceh pada 26 Desember 2004 juga terjadi 2 pekan sebelum supermoon 10 Januari 2005, sama juga dengan gempa 9 SR di Jepang pada 11 Maret 2011.

Peneliti Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI, Danny Hilman Natawidjaja menegaskan, tidak ada kaitan antara kedua fenomena alam tersebut. "Tidak ada kaitannya. Itu suatu perkiraan yang dihubung-hubungkan oleh orang," ujar Danny.

Senada, Kepala Bagian Humas BMKG, Hary Tirto Djatmiko, menegaskan kedua hal tersebut terlalu jauh untuk dikaitkan. "Sejauh ini tidak ada kaitannya. Yang satu fenomena astronomi yang satu fenomena terkait geologi. Jadi dua hal yang berbeda," kata Hary kepada Liputan6.com.

Negara yang dapat menyaksikan gerhana


Negara-negara yang berada di Timur Tengah, Asia, Rusia bagian timur, Australia, dan Selandia Baru dapat melihatnya pada malam hari, saat bulan muncul.  Di Indonesia juga secara keseluruhan, peristiwa gerhana dari fase awal hingga akhir akan terjadi selama sekitar enam jam pada 31 Januari 2018 mulai pukul 18.00 WIB sampai 23.00 WIB.

Pada fase purnama sekitar pukul 20.30 WIB, gerhana bulan total akan berada pada fase puncak. Peristiwa tersebut akan berlangsung kurang lebih 77 menit, di mana masyarakat di seluruh wilayah Indonesia akan melihat bulan berubah warna menjadi merah.

Sumber : dw.com



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Post Top Ad